Sering kali kita mendengar atau mungkin juga kita
mengungkapan kata berikut; “banjir kiriman dari Bogor” saat air datang
dalam jumlah yang cukup besar melalui aliran sungai di Jakarta yang
berhulu di bogor menggenangi bahkan hampir menenggelamkan Ibukota
Jakarta dan sekitarnya sebagai hilirnya diawal tahun ini. Air kiriman
dari kota hujan bogor, yang pada setiap musim penghujan memiliki
intensitas sangat tinggi berakibat fatal terhadap Ibukota Jakarta dan
sekitarnya, betapa tidak? Jakarta dan sekitarnya hampir ditenggelamkan
oleh kiriman air dari bogor tersebut. Benarkah demikian?
Saya lalu mencoba berfikir, apakah benar banjir
yang kerap melanda beberapa titik aliran sungai di ibukota merupakan
kiriman dari bogor? Logikanya begini, kalau dikatakan kiriman, ini
berarti bogor membuang kelebihan airnya karena intensitas curah hujan
yang tinggi ke Jakarta, sebab kalau tidak bogorlah yang akan kebanjiran,
begitu kira-kira. Namun hal tersebut tentu saja tidak bisa diterima
akal sehat saya. Akhirnya sayapun menemukan sebuah kesimpulan kalau
bogor bukan kota yang selalu mengirim air bahnya untuk menenggelamkan
Jakarta dan sekitarnya, namun ada permasalahan lain dari daerah hilir
ini.
Ketidak benaran istilah kata tersebut terbantahkan analisa sebagai berikut;
1. Bogor merupakan daerah dataran tinggi karena berada pada daerah pegunungan
2. Bogor di kenal
dengan kota hujan, karena memiliki intensitas hujan yang sangat tinggi
dan boleh dikata bogor hanya punya satu musim yaitu musim penghujan.
3. Sungai-sungai besar di Jakarta dan sekitarnya memiliki hubungan dengan aliran sungai besar yang berasal dari pegunungan di bogor
4. Sudah menjadi
taqdir bagi air bahwa ia akan mencari daerah yang lebih rendah/mengalir
dari dari dataran tinggi menuju dataran rendah dan akhirnya bermuara di
laut, nah Jakarta dan sekitarnya punya laut.
5. Air besar dari
bogor mungkin saja akan berkurang ke Jakarta dan sekitarnya kalau di
bogor ada bendungan/waduk besar yang mengatur lalulintasnya, dan ini
tanggung jawab pemerintah untuk memikirkan dan mewujudkannya, jika tidak
ya Jakarta benar-benar tenggelam, karena;
a. Sungai di jakarta
semakin menyempit karena pembangunan yang gunung-gunung beton dan
mall-mall juga perumahan dan mengikis habis daerah resapan air.
b. Selain mengerucut
dan menyempitkan badan sungai di Jakarta, hal lain yang menjadi
penyebabnya karena kehadiran rumah-rumah penduduk di bibir sungai yang
semakin lama semakin bertambah sehingga memakan badan sungai dan
menghambat aliran air plus kehidupan yang tidak beradab dari manusia
yang hobi membuang sampah pada aliran sungai, semakin lengkap bukan?
c. Selain itu pendangkalan sungai yang luput dari perhatian pemerintah
Itulah kemudian yang menyebabkan air yang memang
debitnya sangat tinggi sekali mencari jalan lain sebagai alternatif,
kelualah ia, meluap, dengan tenaganya yang luar biasa menerjang dan
menjebolkan tanggul-tanggul yang di buat asal jadi karena bahan dan
biaya di korupsi, sungguh ironi di negeri beragama namun tak berbudi.
Dari hasil analisa itulah saya ingin menyampaikan
dan mengkritik ucapan-ucapan yang terkesan menyalahkan bogor sebagai
penyebab banjir karena mengirim airnya ke Jakarta secara besar-besaran.
Sayapun berkesimpulan, siapun orangnya yang mengatakan bahwa banjir
Jakarta adalah akibat kiriman dari bogor, berdasaran analisa tersebut
diatas saya ingin tegaskan bahwa orang tersebut tidak mengerti dan
menyesatkan opini atau hanya ingin menghibur diri agar tidak disalahkan
sebagai orang yang tidak becus mengatasi permasalah lima tahunan bagi
Jakarta dan sekitarnya, salam.