Sutradara : Christopher Nolan
Produser : Christopher Nolan
Emma Thomas
Penulis : Christopher
Nolan
Pemeran : Leonardo DiCaprio
Ken Watanabe
Joseph Gordon-Levitt
Marion Cotillard
Ellen Page
Tom Hardy
Cillian Murphy
Tom Berenger
Michael Caine
Musik : Hans Zimmer
Sinematografi : Wally Pfister
Penyunting : Lee Smith
Studio : Legendary
Pictures
Syncopy Films
Distributor : Warner Bros. Pictures
Tanggal rilis : Amerika Serikat:
16 Juli 2010
Britania Raya:
8 Juli 2010
Durasi : 148 menit
Negara : Amerika Serikat
Bahasa : Bahasa Inggris
Anggaran : $160,000,000
Pendapatan kotor :
$825,532,764
Mimpi berlapis-lapis. Ngeri saya membayangkannya. Sutradara Christopher Nolan datang dengan ide liar yang hanya dia sendiri bisa mempertanggung jawabkannya. Di sini ada Cobb, seorang agen pencuri ide lewat mimpi seseorang, sedang berjuang memaafkan diri dari rasa bersalahnya atas kematian isteri tercinta dan berusaha kembali ke negeri asalnya di USA demi berkumpul kembali pada putera-puteri tersayang. Di sana ia jadi buronan karena dituduh membunuh isterinya. Agaknya tak perlu meributkan detail premisnya karena terasa lemah di sana-sini. Di Inception, Nolan lebih mementingkan imajinasinya yang membumbung tinggi dibanding motif drama.
Ada proses rekrutmen tim dan permainan alam mimpi. Bukan pula surealisme karena di sini mimpi menjadi pengacau pikiran. Dunia nyata bisa terasa bolak-balik. Mana yang nyata, mana yang mimpi? Disorientasi realita. Sebuah tim disewa pengusaha besar guna menanam ide kepada rival bisnisnya lewat media mimpi. Bagi Cobb, kesempatan ini menawarkan imbalan yang penting karena memungkinkan ia kembali bisa bertemu buah hati. Mulailah episode adaptasi, perencanaan, dan eksekusi.
Inti ceritanya sebenarnya sederhana: bagaimana seseorang mampu memasuki dunia mimpi hingga tiga tingkat. Itu berarti mimpi dalam mimpi dalam mimpi. Tidak bisa lebih jauh lagi karena akan terjatuh ke dalam limbo. Ini sebenarnya istilah Bible untuk menyebut neraka bagi anak kecil atau dunia tanpa batas ruang dan waktu. Di dalam mimpi level ketiga itulah sebuah ide bisa ditanamkan sehingga saat bangun sang pemimpi akan merasakan bahwa ide itu adalah murni dari dirinya sendiri.
Di film ini, Cobb (Leonardo Di Caprio) ditugasi oleh Saito (Ken Watanabe) untuk mengintervensi pikiran Robert Fischer Jr. (Cillian Murphy). Itu karena dia adalah pewaris tahta kerajaan bisnis energi milik ayahnya Maurice Fischer (Pete Postlethwaite), pesaingnya. Cobb sebagai pemimpin bekerja bersama timnya yang masing-masing memiliki tugas sendiri. Salah satunya adalah Ariadne (Ellen Page) yang bertugas sebagai arsitek dunia mimpi yang akan mereka masuki bersama. Ya, kemampuan “berbagi mimpi” ini juga hal yang tidak lazim kita kenal sehari-hari.
Adegan aksi demi aksi dan tata artistik konstruksi alam mimpi membuat saya berdecak kagum. Betapa mimpi bisa dibuat seperti mainan macam bongkar pasang. Mimpi dalam mimpi dan bermimpi lagi digambarkan cukup bisa dipercaya nan meyakinkan, jadi pemirsanya pun bisa nikmati aksi sepanjang film. Padahal faktor kepercayaan inilah yang sangat susah dibangun oleh sebuah film visioner. Jelas, Inception jadi pemakalah seksi karena presentasinya luar biasa canggih dengan ide yang cukup orisinil. Silakan menontonnya dua, tiga kali, atau lebih supaya lebih bisa mendalami. Dijamin, interpretasi yang ada bisa tak sama. Walau Inception punya ending, namun bagi saya Nolan mengarsitekinya seperti labirin yang tak berujung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar